10.20.2023

Rumbling of A: Tes masuk sekolah

Dear Dedek, postingan ini ibuk tulis di malam sebelum kamu tes buat masuk SD.
I know you are super happy and excited about being in the same school as mas Balya.
Tapi ternyata ibuk ga bisa menyangkal rasa mellownya ibuk ini, Dek.

You are growing up.
Im so thankful of who you are today.
My precious little girl.
You always our little girl, it seems like we dont see this coming 😭😭😭.

Dek, please be always cheeeful ya.
You are the sunshine of the family.
We love you so so thankful to have you.

Please remember that Ayah, Ibuk dan Mas are always got your back up.

Have a fun test tommorow, little girl 💙

10.12.2023

Tantangan Punya Anak dengan Love Language Words of Affirmation

Helooooo!
Sore ini saya mampir lagi kesini karena ada uneg-uneg yang pengen ditulis.

Baruu aja terjadi, siang ini Anjani being grumpy dan bilang hal-hal buruk ke dirinya sendiri.

Jadi ceritanya begini, di keluarga kami, screen time dibatasi hanya 1 jam per anak dan di lakukan sore hari setelah prasyaratnya terpenuhi semua.

Untuk Anjani prasyaratnya adalah beresin tas sekolah, placing sepatu, urus seragam hari itu dipake, ngerjain pe-er, latihan membaca, beresin mainan, dan beresin tempat tidur. Untuk Balya, prasyaratnya mirip, yang beda adalah Balya ga perlu ngerjain pe-er, ga latihan baca, dan harus setor murojaah surat via voice note.

Ada hari-hari dimana mereka super mager ngerjain prasyarat, tapi akhirnya dikerjain juga karena screen time is given after all those things are done. Today is that day where Anjani has no interest in doing the preconditions yet still insist to have the screen time.

Grumpy, crying, and saying negative words are the result of that condition. 

"Dedek ga akan selesai beres-beres."

"Dedek ga akan bisa nonton."

"Dedek ga akan bisa baca, Dedek ga mau baca!"

Huft. 

Di hari-hari yang normal, kalo Anjani lagi mempertanyakan dirinya sendiri, biasanya saya dan suami akan mengucapkan comforting words dan meyakinkan kalo kami tau dia bisa dan semua ketakutannya itu wajar dirasakan tapi sebenernya ga perlu,

Yet, today when Anjani saying negative words to herself, I thought differently. I feel like I need to make her believe in herself even when no one is saying comforting words to her.

Jadi yang saya lakukan adalah mengiyakan semua negative words yang Anjani bilang, dan menambahkan "Iya bener. Dedek ga akan selesai beres-beres, ga akan bisa nonton dan ga akan bisa baca. Semua hal buruk yang Dedek bilang akan terjadi. Semua hal baik yang Dedek bilang juga akan terjadi. Semuanya terserah Dedek mau bilang yang mana ke diri Dedek."

Saya juga bilang ke dia, kalo dia ga bisa nunggu orang bilang hal bagus ke diri kita, kita yang harus mulai sendiri.

Untungnya, dia cepet-cepet merespon dan bilang:
"Dedek pasti bisa baca, Dedek harus inget (informasi dari bacaan)!"
"Dedek pasti bisa nonton dan selesaiin ini!"


10.07.2023

Tips Bagi Waktu untuk Ibu Rumah Tangga

Hai! Apa kabar? Akhirnya saya mampir lagi kesini setelah tempo hari mampir kesini buat cerita tentang kemalingan hehehe. Kali ini saya mampir untuk menuliskan tips harian saya untuk bagi waktu sebagai ibu rumah tangga.

Tau sendiri kan, jadi ibu rumah tangga berarti keseharian kita mayoritas berkutat di rumah. Istilah kerennya menjaga rumah biar stay in track! Untuk menjaga rumah biar stay in track tapi ga burned out tentu saja ada ilmu dan tipsnya. Salah satu ilmunya adalah harus bisa bagi waktu.

Pentingnya Bagi Waktu untuk Ibu Rumah Tangga

Sepertinya mayoritas ibu rumah tangga akan setuju dengan pendapat bahwa pekerjaan rumah itu ga ada habisnya. Baru selesai nyuci piring kotor, ada lagi piring kotor. Begitu juga dengan baju kotor yang baru dicuci tapi belum sempet di lipat dan di simpan di lemari, eh keranjang baju kotor sudah terisi kembali. 

Dengan pekerjaan rumah yang tidak ada habisnya, waktu 24 jam pun tidak cukup untuk menyelesaikannya, ya kan? Lalu, kapan kita punya waktu untuk diri sendiri (me-time)? Hello, burned out! 😂

Tanpa me-time, kemungkinan untuk burned out tentu saja akan terjadi lebih sering, terutama untuk ibu rumah tangga yang mempunyai bayi usia pra sekolah. Siapa yang kadang suka burned out karena merasa over stimulated dengan pekerjaan rumah dan mengasuh anak? Sini kumpul! 👋





Tips Bagi Waktu untuk Ibu Rumah Tangga
1. Bagi Tugas Rumah dengan Suami


Perlu disadari bahwa untuk kita yang tidak mempunyai asisten rumah tangga, berbagi pekerjaan rumah tangga dengan suami adalah hal yang penting dan perlu dikomunikasikan sejak awal bahkan sebelum pernikahan terjadi.

Di keluarga saya sendiri misalnya, tugas untuk mencuci baju dan menyikat kamar mandi menjadi jobdesk suami. Sementara saya yang full menjadi ibu rumah tangga di rumah mengerjakan sisanya.

Masing-masing keluarga tentu saja mempunyai kebijakan sendiri yang tidak bisa dibandingkan dengan keluarga lain, jadi temukan formula berbagi tugas dengan pasangan masing-masing ya!

2. Memasak Sekaligus di Satu Waktu
Salah satu kegiatan harian yang tidak bisa di lewatkan dalam kehidupan kita sehari-hari tentu saja adalah MAKAN. Berapa kali sih kita memasak dalam satu hari? Perlu kita sadari bahwa semakin sering kita memasak, semakin menumpuk pula cucian perkakas memasak kita. Jadi, akan lebih menghemat waktu dan tenaga jika kita sekaligus memasak porsi seharian di pagi hari atau malam hari.

Jangan lupa pula untuk menyiapkan list menu dan sekaligus meal prep di akhir pekan agar di hari kerja kita sudah tidak bingung lagi mau memasak menu apa.

3. Beri Waktu Playground Time untuk Anak
Tips berikut ini berlaku untuk ibu rumah tangga yang mempunyai anak, usia berapa pun itu. Seperti yang kita tau, masa anak-anak adalah masa untuk bermain, jadi akan lebih baik jika kita menetapkan waktu untuk bermain. Fungsinya adalah agar kita tidak stress melihat mainan yang berserakan. Misalnya, kita tetapkan waktu bermain adalah di jam 8 pagi sampai ashar, daam rentang waktu itu, kita akan lebih legowo melihat mainan yang berserakan bagaikan ranjau.

Lalu, setelah ashar baru kita bisa mengajak anak kita untuk bersama-sama membereskan rumah (anak beres-beres mainan, kita beres-beres rumah). Kemudian setelah ashar sampai waktu tidur anak bisa di isi dengan kegiatan lain yang tidak melibatkan mainan, seperti membaca buku atau coloring.

4. Atur Waktu Me-Time
Kapan waktu me-time-mu? Waktu me-time tentu saja sifatnya dinamis ya, namun harus ditentukan, di sempatkan, dan jangan lupa pula untuk dibicarakan dengan pasangan dan anak. Efek jika ibu rumah tangga ga punya waktu untuk me-time adalah bisa-bisa kita malah curi-curi waktu untuk mencari hiburan di sela-sela kita harus mengurus anak. Hasilnya apa? Me-time ga tuntas, anak-anak pun ga terurus dengan maksimal.

Untuk sekarang ini, saat anak saya sudah di usia yang bisa diajak berkomunikasi, mereka sudah bisa memahami bahwa ibunya pun kadang butuh space untuk dirinya sendiri. Jadi, mereka sudah ga protes ketika saya pamit untuk hangout dengan teman ataupun ga ikut pergi jalan-jalan keluar karena sedang ingin di rumah saja.

5. Minta Tolong saat Butuh Bantuan

Sebagai wanita, kita pasti menyadari bahwa mayoritas dari kita bicara kurang lebih 20.000 kata per hari. Jauh lebih banyak dari laki-laki yang berbicara di kisaran 7.000 kata per hari. Tentunya sadar juga kan bahwa sebagai ibu rumah tangga, kata-kata harian kita tersebut seringnya muncul dalam bentuk omelan?

Seiring berjalannya waktu sebagai ibu rumah tangga, saya sedikit banyak mulai menyadari bahwa omelan saya banyak berkutat tentang ekspektasi saya untuk dibantu dalam hal mengerjakan tugas rumah tangga, namun saya tidak dengan jelas mengatakannya. Tipikal wanita, pengennya orang sekitar peka, tapi tidak mau mengatakannya secara langsung hehehe.

Untuk mengatasi hal tersebut, saya berusaha membiasakan diri saya untuk minta bantuan bila memang dibutuhkan. "Tolong bantu ibuk masukin baju yang udah di sortir ke lemari masing-masing dong?", "Tolong bantu Ibuk sortir laundryan boleh?", "Mas, sampahnya penuh, boleh tolong dibuangin?", "Dedek, alas kakinya tolong dirapikan ya?"

Menyenangkan sekali rasanya mendapatkan bantuan, saya menjadi tidak terlalu capek, anak-anak pun juga sekalian mengasah live surviving skill mereka.

9.22.2023

Kemalingan episode Jakarta

Ini sebenernya cerita yg miris sih buat diceritain 😂.
Jadi kemarin lusa, tepatnya Rabu, 20 September 2023, mobil kami kacanya di pecah orang. Hiks.

Kejadiannya gini, bojo lagi pulang kerja, lalu mampir untuk potong rambut di jalan Boulevard Utara Kelapa Gading, lalu parkir di depan pertokoan yg (apesnya) agak sedikit gelap dan ga ada cctv.

Lagi enjoy the moment potong rambut, tetiba ada tukang parkir (udah ibu-ibu) yang masuk ke kios barbershop dan nanyain, "Ada yang punya mobil plat AG ngga? Kacanya dari tadi udah pecah apa gimana ya?"

Lalu bojo pun ngecek dan kondisi kaca penumpang belakang sopir sudah pecah 😅😭.
Ga cuma pecah, tas kerja bojo pun RAIB 😭.


Kesel ga? Kalo dibilang kesel kayaknya ga pas ya, lebih ke HAH? gitu perasaannya, kind of denial kali ya? Kayak mimpi.

Setelah di inget-inget lagi, isi tas kerja bojo adalah:
Buku tabungan
Kunci serep mobil
Headset
Flashdisk kerjoan
Klambi fitnes
Perlengkapan fitnes

Yang bikin bojo agak nyesek tuh krn headsetnya adalah kado ultahnya, trus barusan selesai diganti baterainya 😂. Selain itu jg krn mikirin kaca mobil yg harus digantii.  Ga lucu kan kalo jalan-jalan kacanya diganti kresek begini 😭.

2 hari kemudian, alhamdulillah udah sempet buat pasang kaca mobil lagi. Kita pasang di toko UD. Purba Sejati, masih di sekitaran Kelapa Gading.
Dari hasil survey, harganya paling murah (450rb untuk kaca mobil honda jazz bagian penumpang sebelah kanan, sekaligus dengan biaya pasangnya). So far puas juga dengan pelayanannya. 

Ownernya inisiatif bantuin bersihin sisa serpihan kaca huhuhu baik bangeett, trus teknisinya jg sat set ngerjainnya 👍.

Kayaknya postingan ini mulai melebar yaa.
Yauda gt aja, please stay save everyone!
Bye!

5.16.2020

Gratitude Post on Ramadhan

Bismillah.
Ini hari ke-23 di bulan Ramdhan taun 2020.
Di tengah pandemi dan kenyataan bahwa its been more than 2 months i dont go anywhere outside the apartement, aku pengen bersyukur,

Atas kelancaran rejeki yang Allah beri lewat penghasilan suami dan juga lewat penghasilan online shopku. Kesehatan yang juga Allah beri kepada kami sekeluarga di tengah kondisi suami yang masih harus bekerja dan juga tempat tinggal yang ada di epicentrum pandemi. Alhamdulillah, terimakasih ya Allah.

Atas kelancaran puasa untuk Balya yang masih berusia 5,5 tahun. Aku sangat bangga padanya. Ga pernah sekalipun sejauh ini dia menolak makanan yang sudah aku siapkan baik waktu sahur ataupun berbuka puasa. Dia bahkan sangat mudah dibangunkan untuk sahur dan tetap lahap saat aku menyuapinya makan. Alhamdulillah ya Allah.
Pernah di awal puasa kemarin, aku ga kebangun untuk sahur. I was too tired dan baru bangun 15 menit setelah adzan subuh. Aku dan suami memutuskan untuk ga kasih info ke Balya bahwa kita ga sahur. He made it until Magrib alhamdulillaaah...

Atas kooperatifnya Anjani yang selalu tersenyum dan tertawa dengan mata lebarnya untuk kami, days and night. Alhamdulillah..

Atas kompromi suami tentang cucian piring yang menumpuk dan rumah yang berantakan karena istri dan anaknya terlalu bosan di rumah and choose to not do anything. Alhamdulillaah..

Besok atau lusa, mungkin aku udah akan lupa tentang rasa syukurku hari ini. Semoga tulisan ini bisa jadi a moment to look back someday a head..

1.09.2020

Sepatu Idaman

Beberapa hari yang lalu tetiba keinget sama jaman SD dulu. Spesifiknya tentang sepatu sih.
Sebagai anak yatim sejak kelas 1 SD, ada masa-masa hidup harus kompromi sama keadaan keuangan keluarga, yang saat itu memang Ibuk memutuskan jadi orang tua single parent.

Dulu, di taun 2000an, sepatu terhits di sekolah bukan merk Nike atau Adidas gitu. Tapi merk Eagle. Pada tau ga?
Di sekolah, banyak anak pake sepatu itu, terlebih yang ikutan lomba baris-berbaris, pasti deh sepatunya ya Eagle ituu.

Tiap sepatuku kekecilan dan udah waktunya beli sepatu, pasti banget aku berharap bisa beli sepatu Eagle itu. Tapi saking udah aware kalo budgetnya ga cukup, sepatu itu cuma aku cobain doang. Udah ga pernah minta, karena tau pasti ga cukup duitnyaa hhahahaa syediiih.

si sepatu idaman jaman SD
Ada ga sih barang yang dulu pernah kamu pengen tapi ditelen sendiri karena tau ortu pasti ga bisa beliin?

9.15.2019

Tantangan Hari ke 10: Aku Mau Jadi Detektif!

Finally! Day 10 pemirsaaa.
Dan seperti weekend yang sebelumnya, bingung mau ngapain 😂.
Ternyata inisiatif dateng dari Balya sendiri yang seru seharian main puzzle.

Ceritanya dia beberapa minggu lalu nonton Detektif Peet di RTV, nah dia ngerasa seru gituu dan tetiba berasa passionnya pengen jadi detektif 😂.
Balya nanya, what can i do to be detective?
Ku jawab deh, untuk anak seumurnya, bisa dimulai dengan main puzzle.

Kebetulan emang dia abis dikasih puzzle sama tetangga (di postingan beberapa hari yg lalu) dan kemarin aku abis beli puzzle sederhana buat dia mainin.

Jadilah hari ini ngoprek puzzle baru itu. Suprisingly, done without any help! Dari awal ngerjain sendiri, emak ga bantuin krn lagi nyusuin Anjani. Super puas Balyanya, dan jadi main berkali-kali dengan anteng dan muka serius banget 😂😂.

Oiya, puzzlenya beli di gramed. 1 pack isi 2 puzzle sederhana, harga 30.000. Cocoklah buat pemula yg baru main puzzle kayak Balya 😌.





--

Insight:
- ngajarin Balya buat survive, ga gampang nyerah.
- ngajarin Balya buat menyelesaikan yang udah dia mulai.
- super tenaaaang, i got sometime rilex nemenin Balya main 😂

Sekiaaaan. Rencananya mau beliin puzzle tiap weekend sampe anaknya bosen begituuu.