Helooooo!
Sore ini saya mampir lagi kesini karena ada uneg-uneg yang pengen ditulis.
Baruu aja terjadi, siang ini Anjani being grumpy dan bilang hal-hal buruk ke dirinya sendiri.
Jadi ceritanya begini, di keluarga kami, screen time dibatasi hanya 1 jam per anak dan di lakukan sore hari setelah prasyaratnya terpenuhi semua.
Untuk Anjani prasyaratnya adalah beresin tas sekolah, placing sepatu, urus seragam hari itu dipake, ngerjain pe-er, latihan membaca, beresin mainan, dan beresin tempat tidur. Untuk Balya, prasyaratnya mirip, yang beda adalah Balya ga perlu ngerjain pe-er, ga latihan baca, dan harus setor murojaah surat via voice note.
Ada hari-hari dimana mereka super mager ngerjain prasyarat, tapi akhirnya dikerjain juga karena screen time is given after all those things are done. Today is that day where Anjani has no interest in doing the preconditions yet still insist to have the screen time.
Grumpy, crying, and saying negative words are the result of that condition.
"Dedek ga akan selesai beres-beres."
"Dedek ga akan bisa nonton."
"Dedek ga akan bisa baca, Dedek ga mau baca!"
Huft.
Di hari-hari yang normal, kalo Anjani lagi mempertanyakan dirinya sendiri, biasanya saya dan suami akan mengucapkan comforting words dan meyakinkan kalo kami tau dia bisa dan semua ketakutannya itu wajar dirasakan tapi sebenernya ga perlu,
Yet, today when Anjani saying negative words to herself, I thought differently. I feel like I need to make her believe in herself even when no one is saying comforting words to her.
Jadi yang saya lakukan adalah mengiyakan semua negative words yang Anjani bilang, dan menambahkan "Iya bener. Dedek ga akan selesai beres-beres, ga akan bisa nonton dan ga akan bisa baca. Semua hal buruk yang Dedek bilang akan terjadi. Semua hal baik yang Dedek bilang juga akan terjadi. Semuanya terserah Dedek mau bilang yang mana ke diri Dedek."
Saya juga bilang ke dia, kalo dia ga bisa nunggu orang bilang hal bagus ke diri kita, kita yang harus mulai sendiri.
Untungnya, dia cepet-cepet merespon dan bilang:
"Dedek pasti bisa baca, Dedek harus inget (informasi dari bacaan)!"
"Dedek pasti bisa nonton dan selesaiin ini!"
Saya hari ini menyadari kalo meskipun love languagenya Anjani adalah words of affirmation, mereka juga harus punya kemampuan buat mengafirmasi dirinya sendiri. Saya ga akan selamanya ada dan bisa buat mengafirmasi, jadi mulai hari ini saya harus mengajarkan ke dia to not burry herself in negative words.
Ada yang punya pengalaman sama ga?
Apa yang kalian lakuin biasanya?
No comments:
Post a Comment