7.02.2013

Yudisium, Kahlil Gibran, dan Lagu Dangdut

Seperti yang saya ceritakan sebelumnya, I've been graduated. 
Meskipun belum wisuda pake toga, tapi sudah wisuda fakultas (yudisium).

Ada beberapa hal yang mengesankan waktu acara yudisium kemarin.
Yang pertama, puisi Kahlil Gibran yang dibacakan sama dekan sastra.

Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu
Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka terlahir melalui engkau tapi bukan darimu
Meskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu

Pada mereka engkau dapat memberikan cintamu, tapi bukan pikiranmu
Karena mereka memiliki pikiran mereka sendiri

Engkau bisa merumahkan tubuh-tubuh tapi bukan jiwa mereka,
Karena jiwa-jiwa itu tinggal di rumah hari esok, yang tak pernah dapat engkau kunjungi meskipun dalam mimpi

Engkau bisa menjadi seperti mereka, tapi jangan coba menjadikan mereka sepertimu
Karena hidup tidak berjalan mundur dan tidak pula berada di masa lalu

Engkau adalah busur-busur tempat anak-anakmu menjadi anak-anak panah yang hidup diluncurkan

Sang pemanah telah membidik arah keabadian, dan ia meregangkanmu dengan kekuatannya sehingga anak-anak panah itu dapat meluncur dengan cepat dan jauh

Jadikanlah tarikan tangan sang pemanah itu sebagai kegembiraan
Sebab ketika ia mencintai anak-anak panah yang terbang, maka ia juga mencintai busur yang telah diluncurkannya dengan sepenuh kekuatan.

- Kahlil Gibran
Mengenaaa banget puisi Kahlil Gibran ini.

My dean was gorgeous, tau mahasiswanya udah sendu membik-membik, eh Beliaunya nyanyi dangdut full action, judulnya "Gala-Gala" hahahahaa.
Sir, you're so adorableeee!

Fakultas Sastra UM itu emang deh ya, paling mbooooooiiiiiiiis!

No comments:

Post a Comment